Analisis
Cerpen
Karya:
H.B Jassin (Angkatan ’66)
Judul
: Kampungku yang Sunyi
1. Unsur
Instrisik
a. Tema:
Sosial-Ekonomi
b. Tokoh:
1. Aku
2. Kawan (kawannya tokoh aku)
c. Penokohan: 1. Aku (karakter peduli ), karena walaupun “aku” merantau ke kota
dan jarang pulang di kampung halamannya karena pekerjaannya di kota, si “aku”
tetap menanyakan keadaan yang ada di kampong dengan temannya melalui surat.
2.
Kawan (ceroboh, baik, dan terbuka), “kawan” ini ceroboh karena ketika dalam
masa kejayaan dan sejahtera di kampungnya yaitu penghasilan mereka besar karena
menyadap karet, dan harga karet melambung tinggi, mereka hidupnya royal,
uangnya dibelikan barang-barang yang tidak berguna dan lading padi mereka tidak
diurus, sehingga ketika harga karet merosot “kawan” dan yang ada di kampung P
jatuh miskin.
Tokoh
“kawan” baik dan terbuka karena sering membalas surat “aku” dan menceritakan
keadaan kampung P.
d. Latar: 1. Latar Tempat
a. Di
sungai
Ketika
para remaja dan anak-anak bermain sampan.
b. Kantor
pemerintahan
Ketika
para demonstran menyerbu kantor pemerintahan dan meneriakan anti Nica.
c. Di
tempat pertemuan (di pinggir sungai ada semacama gubuk)
Di
tempat pertemuan itu biasanya kami membicarakan apa saja, bahkan sampai tertawa
tebahak-bahak.
2.
Latar Suasana
a.
sedih
ketika
“kawan” menceritakan kepada “aku” bahwa kampung P itu sekarang sepi karena
kemiskinan yang melanda kampung P.
b.
Menegangkan
letusan
senapan serdadu-serdadu Nica menyerang para demostran dan mengakibatkan
jatuhnya koraban.
c. Senang
bila
malam baik dan bulan bersinar tak jarang akau mengikut kawan-kawan yang besar
sedikit bermain sampan.
3.
Latar Waktu
a.
Sore hari
ketika
tokoh “aku” mengatakan kebiasaan di kampungku makam malam dilakukan pada jam 5
sore.
b. Malam
hari
Dan
dipertemuan itu pada jauh malam tentunya orang-orang lelaki berada di sini.
e. Alur: Alur campuran (maju-mundur)
Karena
si tokoh “aku” awalnya menceritakan masa lalunya sewaktu kecil ketika masih di
kampung P sedang si “aku” sekarang masih merantau. Dan kemudian si “aku”
menceritakan dengan masa sekarang yang dihapinya.
f. Sudut
pandang: Orang pertama pelaku utama
Karena tokoh yang serba
tahu adalah tokoh “aku”
g. Gaya
bahasa: mudah dimengerti tapi
tidak menarik, karena
menggunakan
bahasa yang tidak membuat pembaca tertarik (bahasanya biasa).
h. Amanat:
Jangan menghambur-hamburkan harta
selagi masih jaya,
karena berfoya-foya akan membuat
kita menjadi pribadi yang konsumtif, lebih baik hemat. Hemat bukan berarti
pelit atau tidak boleh membeli apa-apa, tapi menggunakan uang kita untuk
kebutuhan yang diperlukan saja, karena hemat pangkal kaya.
II.
Resensi
Kelebihan
: Menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti sehingga
dibaca
oleh kalangan umum atau yang tidak berpendiidkan tinggi pun (jenjang SMP dan
SMA) dengan mudah di mengerti.
Judul
dan isi cerita sesuai.
Kelemahan
: Tidak menarik jika dibaca oleh
kalangan remaja karena
ceritanya
monoton, tidak ada variasi yang membuat cerita lebih hidup ataupun menarik.
Konflik cerita tidak menarik, klimaksnya pun hanya datar saja. Bahasa yang
digunakan terlalu biasa, tidak ada unsur yang membuat pembaca penasaran dengan
ceritanya.
Seharusnya
ceritanya dikemas dengan sedemikian rupa, dengan konflik yang lebih mendebarkan
lagi, dengan latar suasanya yang lebih dramatis, dan gaya bahasa yang lebih
menarik.
III.
Bagaimana Hubungan Antar Tokoh
Hubungan
antar tokoh ”aku” dengan “kawan” (teman akrab, sama-sama dari kampung P),
dengan dibuktikannya, tokoh “aku” yang merantau di kota yang sudah
bertahun-tahun tidak pulang tetap mengirimkan surat ke “kawan” untuk menanyakan
keadaan di kampung P, dan tokoh “kawan” pu tidak sungkan dan selalu membalas
surat dari “aku”.
IV.
Hubungan Tema Cerita di dalam Kehidupan
1. Kehidupan
sosial
Hubungan
tema dengan kehidupan sosial yaitu kehidupan pada cerita digambarkan sangat kemasyarakatannya
sangat kental karena masih dipedasaan, yang anak-anak dan remaja masih bermain
bersama di lingkungan perkampungan, tidak seperti di kehidupan sekarang yang
menonjolkan sifat keindividuannya yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi
dibandingkan bersosialisasi dengan tetangga ataupun masyarakat sekitar rumah,
dan zaman sekarag juga serba teknologi sehingga membuat setiap individu sibuk
dengan gadget canggihnya dibandingkan mengobrol secara langsung dengan teman
atau orang disekitarnya.
2. Politik
Cerita
tersebut juga masih ada penjajahan yaitu perkampungan P dijajah oleh Jepang
(Nica) yang di kampungnya di bom, dan banyak masyarakat di kampunng P yang
menjadi korban. Keadaan politiknya belum stabil karena masih terjadi penjajahan
yang membuat keadaan tidak kondusif atau krisi keamanan. Masyarakat di kampung
P tentunya jadi sunyi sepi karena takut untuk beraktivitas dan menjalankan
kegiatan di luar rumah seperti biasanya, namun pada akhirnya masyrakat kampung
P para pemuda bergerak, bergotong royong untuk melawan para penjajah dan
berhasil melawan para tentara Nica, berbeda dengan kehidupan zaman sekarang
yang bebas dari penjajahan negara lain yang ingin merebut daerah kita, namun
zaman sekarang masih dijajah namun oleh orang pri bumi seperti para penjabat
Negara maupun pemerintah kota dan dearah yang korupsi mengambil harta rakyat
untuk kepentingan pribadi, menyalahgunakan kekuasaan untuk mengenyangkan
perutnya yang buncit. Begitu juga dengan orang-orang pri bumi banyak melakukan
pengeboman untuk modus tertentu biasanya pemerasan dan lainnya. Keaadaan
politiknya yang sudah stabil, namun karena dengan adanya polemik antar para
petinggi Negara, keadaan politik sering tergoncang.
3. Kehidupan
Ekonomi
Cerita tersebut menceritakan kehidupan ekonominya yang
apada awalnya makmur dan sejahtera karena harga getah karet melambung tinggi,
sehingga masyarakat di kampung P hanya bekerja sebagai penyadap pohon karet pun
mampu hidup berkecukupan, dan mereka tidak mengurus lading padi mereka karena
mereka berfikiran mereka bisa membeli beras dengan harga berapa saja. Ketika
harga getah karet jatuh mereka pun kebingungan dan akhirnya jatuh miskin karena
mereka menelantarkan lading padi mereka dan mereka harus memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Mereka menyesal karena mereka tidak berfikir ke depan bahwa
harga getah karet tidak selalu tinggi. Berbeda dengan kehidupan sekarang yang
pada umumnya masyarakat sekarang lebih pandai berorientasi pada masa depan, dan
memilih untuk menginvestasikan harganya dibandingkan dengan membelanjakannya.
Kakak.. bisa minta naskah cerpennya? Thanks
ReplyDelete