LAPORAN
ANALISIS DRAMA
“BILA
MALAM BERTAMBAH MALAM”
Dyah
Ayu Dwikasari (1413041025)
Kharisma
Ega Julianza (14130410)
M
Suhendra (14130410)
Miftahul
Jannah (14130410)
Rosi
Okta (14130410)
Ulfa
Mia Lestari (14130410)
Dosen
Pengampu :
Edy
Fuad
PROGRAM
STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
1.
Sinopsis
drama Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya
Drama Bila
Malam Bertambah Malam ini menceritakan seorang janda yang begitu
membanggakan kebangsawanannya. Ia hidup di rumah peninggalan suaminya. Gusti
Biang adalah janda almarhum I Gusti Rai seorang bangsawan yang dulu sangat
dihormati karena dianggap pahlawan kemerdekaan. Gusti Biang hanya tinggal
bersama dengan Wayan, seorang lelaki tua yang merupakan kawan seperjuangan I
Gusti Ngurah Rai dan Nyoman Niti, seorang gadis desa yang selama kurang lebih
18 tahun tinggal di purinya. Sementara putra semata wayangnya Ratu Ngurah telah
lima tahun meninggalkannya karena sedang menuntut ilmu di pulau Jawa.
Sikap Gusti
Biang yang masih ingin mempertahankan tatanan lama yang menjerat manusia
berdasarkan kasta, membuatnya sombong dan memandang rendah orang lain. Nyoman
Niti yang selalu setia melayani Gusti Biang, harus rela menelan pil pahit
akibat sikap Gusti Biang yang menginjak-injak harga dirinya. Nyoman Niti
sebenarnya ingin meninggalkan puri itu karena ia sudah tidak sanggup menahan
radang kemarahan terhadap Gusti Biang. Namun, niatnya selalu urung manakala
Wayan yang selalu baik, menghiburnya dan membujuknya untuk bersabar dan tetap
setia menjaga Gusti Biang demi cintanya pada Ratu Ngurah. Nyoman Niti tak kuasa
lagi menahan emosi yang bertahun-tahun ia pendam manakala Gusti Biang
benar-benar menindasnya. Gusti Biang menuduh Nyoman akan meracuninya dengan
obat-obatan. Akhirnya Nyoman Niti pun bergegas meninggalkan puri itu. Wayan pun
mencoba menahan kepergiannya tapi alangkah terkejutnya Nyoman ketika Gusti
Biang membacakan hutang alias biaya yang dikeluarkannya membiayai Nyoman selama
kurang lebih 18 tahun. Nyoman tidak menyangka Gusti Biang setega itu padanya
hingga akhirnya Nyoman pergi dengan berurai air mata dalam suasana malam yang
sunyi. Wayanpun akhirnya juga diusir oleh Gusti Biang setelah bertengkar
sengit tentang persoalan Nyoman dan Ratu Ngurah; dan suami Gusti Biang. Setelah
kejadian itu, Ratu Ngurah datang dan bertengkar dengan Gusti Biang begitu
mengetahui Nyoman telah pergi.
Konflik
semakin tajam mengenai persoalan bedil. Ngurah dan Gusti Biang meminta Wayan
mengembalikan bedil yang akan dibawanya pergi, karena bedil itu adalah peluru
yang bersarang di tubuh Gusti Ngurah. Wayan akhirnya mengungkapkan bahwa dialah
yang menembak Gusti Ngurah yang menjadi pengkhianat. Wayan juga mengemukakan kenyataan
bahwa dialah ayah kandung Ratu Ngurah. Wayanlah yang selalu memenuhi tugas
sebagai suami bagi istri-istri I Gusti Ngurah Ketut Mantri yang berjumlah lima
belas karena Gusti Ngurah seorang wandu. Wayan pun menyuruh Ngurah pergi
mengejar cintanya yaitu Nyoman Niti. Ia juga mengingatkan cinta yang tak sampai
antara dirinya dan Gusti Biang hanya karena perbedaan kasta yang membuat
keduanya begitu menderita. Hubungan Ratu Ngurah dan Nyoman akhirnya direstui
oleh Gusti Biang.
2. Analisis drama bila malam
bertambah malam karya putu wijaya
a. Tema
Tema yang diangkat oleh Putu Wijaya dalam drama ini adalah persoalan status
sosial. Karena pada drama ini menceritakan seorang tokoh yang mempersoalkan
derajat kebangsawanan.
b. Amanat
Sebagai mahluk hidup yang bermasyarakat, tentu tidak
bisa terlepas dari makhluk hidup yang lain. Karena kita membutuhkan satu sama
lain. Kita harus bersikap sama antara makhluk yang satu dengan yang lain tanpa
membedakan status sosial. Apabila seseorang menyimpan rahasia, suatu saat pasti
akan terungkap hal yang sebenarannya, dan apabila seseorang dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan dalam melakukan sesuatu maka orang tersebut juga akan
mendapatkan balasan yang baik.
c. Latar
1) Latar tempat
Latar tempat drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya adalah
di rumah Gusti Biang yang terdapat pada kutipan berikut :
Gusti Biang
“Ya! Leak itu tidak boleh masuk rumahku ini. Setan itu
juga! Biar mati dua-duanya sekarang! Kalau kau mau ikut pergi terserah. Aku
akan mempertahankan kehormatanku. Kehormatan suamiku, kehormatan Sanggung Rai,
kehormatan leluhur-leluhur di puri ini”.
2) Latar waktu
Latar waktu pada drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya terjadi
pada malam dan sore hari yang ditunjukan pada dialog berikut.
Nyoman
“Nah, itu sebabnya kalau belum santap malam.
Apalagi sejak beberapa hari ini Gusti sudah tidak
mau minum jamu lagi, minum sekarang ya?
Wayan
“ Mana ada setan
sore-sore begini Gusti?”
Wayan
“ Malam-malam begini?”
3). Latar sosial
Latar sosial pada drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya
terdapat pada kutipan berikut.
Nyoman (Berhenti lalu mendekat dan memandang Gusti Biang dengan
marah)
“ Gusti Biang, tiyang bosan merendahkan diri, dulu tiyang menghormati Gusti
karena usia Gusti lanjut. Tiyang mengikuti semua apa yang Gusti katakan, apa
yang Gusti perintahkan meskipun tiyang sering tidak setuju. Tetapi Gusti
sudah keterlaluan sekarang. Orang disuruh makan tanah terus-menerus, Gusti
anggap tiyang tak lebih dari cacing tanah. Semutpun kalau diinjak menggigit,
apalagi manusia, Gusti yang seharusnya agung, luhur, menjadi tauladan tapi
seperti ...
Nyoman
“
Orang kebanyakan saja mempunyai kasih sayang
dan menghargai orang lain. Tapi Gusti, di mana
letak keagungan Gusti? Cobalah Gusti berjalan di
jalan raya seperti sekarang, Gusti akan ditertawakan oleh orang banyak.
Sekarang orang tidak lagi diukur
dari keturunan tapi kelakuan dan kepandaianlah
yang menentukan. Sekarang tidak hanya
bangsawan, semua orang berhak dihormati kalau baik.
Begitu mestinya”.
d. Alur
Alur atau kerangka drama Bila Malam Bertambah
Malam karya Putu Wijaya menggunakan alur maju, karena diceritakan secara
runtut dari awal hingga akhir.
e. Tokoh/penokohan
1) Gusti Biang
Gusti Biang adalah seorang janda yang sombong dan membanggakan
kebangsawannya. Dia juga merupakan tokoh pemeran utama dalam drama ini, di mana
menjadi fokus dari tokoh-tokoh lainnya dan setiap kali muncul dalam
pembicaraan. Gusti Biang mempunyai watak keras, pemarah, angkuh, dan egois. dan
dalam kehidupan sehari-harinya dia selalu marah-marah terhadap kedua orang yang
setia menemaninya. Namun dia juga telah menuduh hartanya. Dengan sikapnya yang
masih ingin mempertahankan tatanan lama yang menjerat manusia berdasarkan
kasta, membuat dia sombong dan memandang rendah orang lain.
2) Nyoman
Nyoman adalah seorang gadis desa yang selama kurang
lebih 18 tahun mengabdi dan tinggal di puri Gusti Biang. Selama itu pula,
kebutuhan Nyoman tercukupi oleh Gusti Biang, dari pendidikannya dan kebutuhan
sehari-harinya. Nyoman Niti selalu setia melayani Gusti Biang, dia rela menelan
pil pahit akibat sikap Gusti Biang yang selalu menginjak-injak harga dirinya,
hingga dia tidak tahan dengan sikap Gusti Biang dan pergi dari puri tersebut,
setelah beberapa tahun lamanya memendam rasa penderitaannya dan menahan amarah
Gusti Biang yang selalu terlontarkan untuknya. Namun, dulu semua itu dia pendam
karena Wayan yang selalu membujuknya untuk tetap tinggal di puri Gusti Biang. Hingga
akhirnya Nyoman Niti pun tak kuasa lagi dan bergegas meninggalkan mereka dengan
beruarai air mata dalam suasana malam yang sunyi.
3) Ngurah
Ngurah adalah anak dari Gusti Biang yang sedang
menyelesaikan pendidikannya di salah satu universitas yang ada di pulau Jawa.
Gusti Biang selalu membangga-banggakan anaknya, namun Ngurah lahir bukan dari
lelaki bangsawan yakni Gusti Rai. Tetapi, ia lahir dari buah cinta Gusti Biang
dengan Wayan teman seperjuangan ayahnya. Ngurah adalah kekasih Nyoman. Ia pun
begitu mencintai Nyoman, namun cinta mereka terhalang oleh kasta kedudukan.
Begitu pula dengan kisah cinta Gusti Biang terhadap Wayan yang terhalang oleh
kasta. Hingga akhirnya cinta itu berubah menjadi kemarah-marahan, kesombongan,
dan keegoisan Gusti Biang. Ngurah mempunyai watak yang berbeda dengan ibunya,
dia mempunyai watak yang baik terhadap semua orang, bahkan dia sangat bijaksana
terlebih ketika mengetahui cerita sebenarnya tentang siapa ayah kandungnya
sendiri yang ternyata adalah Wayan, sang pembantu ibunya. Hingga akhirnya Gusti
Biang mengijinkan Ngurah menikah dengan Nyoman dan Gusti Biang sendiri mulai
berjanji untuk menjaga kesetiaannya terhadap wayan hingga ajal memisahkan
mereka.
4) Wayan
Wayan adalah salah seorang abdi Gusti Biang. Ia juga
seorang lelaki tua yang dulu pernah menjadi ajudan dan teman seperjuangan
almarhum suami Gusti Biang yang telah gugur pada saat pertempuran melawan
Belanda. Selain itu, Wayan juga sebagai seorang penengah antara tokoh antagonis
dan protagonis dalam jalannya sebuah cerita yang berperan untuk mendamaikan
dalam setiap persoalan. Wayan sehari-harinya memiliki watak yang baik hati,
setia, dan lucu. Dalam drama Bila Malam Betambah Malam ini Wayan sebagai sosok
lelaki tua yang rela menjadi abdi Gusti Biang karena rasa cintanya kepada Gusti
Biang. Namun, ia juga lelaki yang baik, penyayang, dan selalu membela
kebenaran. Bahkan Wayan rela pergi meninggalkan Gusti Biang akibat persoalan
Gusti Biang, Nyoman, Ngurah dan almarhum suami Gusti Biang.
f. Sudut
pandang
Putu Wijaya menggunakan sudut pandang orang pertama
dalam drama Bila Malam Bertambah Malam.
g. Simbol
dan majas
Putu Wijaya menggunakan simbol dan majas
(gaya bahasa) pada drama Bila Malam Bertambah Malam yaitu gaya bahasa
sehari-hari dan bahasanya kasar.
3.Kelebihan dan Kekurangan
Pada drama ini dapat dilihat bagaimana seorang Putu
Wijaya mengonstruksi dan membuat sebuah alur cerita dengan rapi dan bagaimana
penulis menjadikan psikologi tokoh digambarkan secara nyata dengan dialog yang
singkat namun menghidupkan suasana dalam drama dan klimaks tersebut. Jika kita
melihat dalam kenyataan yang nyata, topeng-topeng ini sering dipakai demi
menutupi kebohongan-kebohongan yang dilakukan. Tidak hanya dalam rumah tangga,
namun dalam berbagai bidang dan yang paling sering adalah masalah percintaan
dimana seseorang memanfaatkan berbagai situasi yang ada untuk sebuah
kepentingan yang menguntungkan bagi sebagian pihak.
Putu Wijaya juga sukses membuat bagaimana alur itu
menjadi sangat hidup dengan pertikaian yang sebenarnya sangat sederhana.
Pertikaian yang muncul adalah masalah yang kompleks dan dapat atau sering kita
jumpai dalam masyarakat kita. Dalam drama ini juga dapat diambil beberapa pesan
moral yaitu dalam sebuah kejujuran memang sangatlah sulit untuk membuat situasi
menjadi biasa. Terkadang kejujuran itu membutuhkan sebuah situasi yang jujur
dan mampu menanggung segala resiko dengan baik dari segala perbuatan, sehingga
topeng kemunafikan itu pun dapat disingkirkan.
Tidak hanya sukses dengan alur yang sangat rapi, akan tetapi bahasa yang
digunakan dalam drama tersebut juga bahasa yang mudah dipahami oleh para
pembaca. Akan tetapi, ada beberapa dialog percakapan yang menggunakan bahasa
kasar sehingga dapat berdampak tidak baik apabila pembaca tidak dapat memahami
isi drama tersebut.
H. Simpulan
Pada naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya
Putu Wijaya ini, tokoh antagonis adalah sebagai pusat jalannya sebuah cerita
yang mana Gusti Biang sang tokoh utama selalu muncul dalam setiap peristiwa dan
pembicaraan. Namun, ada pula tokoh protagonis yaitu Nyoman juga sebagai tokoh
utama yang mana selalu muncul pula dalam setiap pembicaraan sekaligus sebagai
lawan jalannya sebuah konflik antar kedua tokoh tersebut, Gusti Biang yang
selalu membanggakan kebangsawanan dan kesombongannya mampu mempertahankan
kesabaran Nyoman selama beberapa tahun, hingga akhirnya Nyoman tak kuasa dan
pergi akibat kesombongan dan injakan-injakan dari sang majikan. Selain kedua
tokoh tersebut, ada pula tokoh tritagonis yang terlibat peran untuk mendamaikan
antar kedua tokoh antagonis dan protagonis melalui sebuah tutur kata dan
perbuatannya yang selalu mendinginkan sebuah persoalan. Putu
Wijaya telah berhasil menyusun alur drama dengan sangat rapi, sehingga para
pembaca sangat mudah untuk dapat memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
drama Bila Malam Bertambah Malam.
I. Daftar Pustaka
Santosa, Wijaya Heru. 2011. Sastra: Teori dan
Implementasi. Surakarta: Yuma Pustaka.
Veronika Ayu Sekarmayang. 2012 online. Tersedia:http://barisankatakata.blogspot.com/2012/04/bila-malam-bertambah-malam.html
No comments:
Post a Comment