Pages

Tuesday 18 October 2016

LAPORAN ANALISIS DRAMA “BILA MALAM BERTAMBAH MALAM”

LAPORAN ANALISIS DRAMA
“BILA MALAM BERTAMBAH MALAM”



Nama Anggota Kelompok
Dyah Ayu Dwikasari (1413041025)
Kharisma Ega Julianza (14130410)
M Suhendra (14130410)
Miftahul Jannah (14130410)
Rosi Okta (14130410)
Ulfa Mia Lestari (14130410)
Dosen Pengampu :
Edy
Fuad

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG






1.      Sinopsis drama Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya
Drama Bila Malam Bertambah Malam ini menceritakan seorang janda yang begitu membanggakan kebangsawanannya. Ia hidup di rumah peninggalan suaminya. Gusti Biang adalah janda almarhum I Gusti Rai seorang bangsawan yang dulu sangat dihormati karena dianggap pahlawan kemerdekaan. Gusti Biang hanya tinggal bersama dengan Wayan, seorang lelaki tua yang merupakan kawan seperjuangan I Gusti Ngurah Rai dan Nyoman Niti, seorang gadis desa yang selama kurang lebih 18 tahun tinggal di purinya. Sementara putra semata wayangnya Ratu Ngurah telah lima tahun meninggalkannya karena sedang menuntut ilmu di pulau Jawa.
Sikap Gusti Biang yang masih ingin mempertahankan tatanan lama yang menjerat manusia berdasarkan kasta, membuatnya sombong dan memandang rendah orang lain. Nyoman Niti yang selalu setia melayani Gusti Biang, harus rela menelan pil pahit akibat sikap Gusti Biang yang menginjak-injak harga dirinya. Nyoman Niti sebenarnya ingin meninggalkan puri itu karena ia sudah tidak sanggup menahan radang kemarahan terhadap Gusti Biang. Namun, niatnya selalu urung manakala Wayan yang selalu baik, menghiburnya dan membujuknya untuk bersabar dan tetap setia menjaga Gusti Biang demi cintanya pada Ratu Ngurah. Nyoman Niti tak kuasa lagi menahan emosi yang bertahun-tahun ia pendam manakala Gusti Biang benar-benar menindasnya. Gusti Biang menuduh Nyoman akan meracuninya dengan obat-obatan. Akhirnya Nyoman Niti pun bergegas meninggalkan puri itu. Wayan pun mencoba menahan kepergiannya tapi alangkah terkejutnya Nyoman ketika Gusti Biang membacakan hutang alias biaya yang dikeluarkannya membiayai Nyoman selama kurang lebih 18 tahun. Nyoman tidak menyangka Gusti Biang setega itu padanya hingga akhirnya Nyoman pergi dengan berurai air mata dalam suasana malam yang sunyi.  Wayanpun akhirnya juga diusir oleh Gusti Biang setelah bertengkar sengit tentang persoalan Nyoman dan Ratu Ngurah; dan suami Gusti Biang. Setelah kejadian itu, Ratu Ngurah datang dan bertengkar dengan Gusti Biang begitu mengetahui Nyoman telah pergi.
Konflik semakin tajam mengenai persoalan bedil. Ngurah dan Gusti Biang meminta Wayan mengembalikan bedil yang akan dibawanya pergi, karena bedil itu adalah peluru yang bersarang di tubuh Gusti Ngurah. Wayan akhirnya mengungkapkan bahwa dialah yang menembak Gusti Ngurah yang menjadi pengkhianat. Wayan juga mengemukakan kenyataan bahwa dialah ayah kandung Ratu Ngurah. Wayanlah yang selalu memenuhi tugas sebagai suami bagi istri-istri I Gusti Ngurah Ketut Mantri yang berjumlah lima belas karena Gusti Ngurah seorang wandu. Wayan pun menyuruh Ngurah pergi mengejar cintanya yaitu Nyoman Niti. Ia juga mengingatkan cinta yang tak sampai antara dirinya dan Gusti Biang hanya karena perbedaan kasta yang membuat keduanya begitu menderita. Hubungan Ratu Ngurah dan Nyoman akhirnya direstui oleh Gusti Biang.


2. Analisis drama bila malam bertambah malam karya putu wijaya

a.      Tema
Tema yang diangkat oleh Putu Wijaya dalam drama ini adalah persoalan status sosial. Karena pada drama ini menceritakan seorang tokoh yang mempersoalkan derajat kebangsawanan.

b.      Amanat
Sebagai mahluk hidup yang bermasyarakat, tentu tidak bisa terlepas dari makhluk hidup yang lain. Karena kita membutuhkan satu sama lain. Kita harus bersikap sama antara makhluk yang satu dengan yang lain tanpa membedakan status sosial. Apabila seseorang menyimpan rahasia, suatu saat pasti akan terungkap hal yang sebenarannya, dan apabila seseorang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dalam melakukan sesuatu maka orang tersebut juga akan mendapatkan balasan yang baik.

c.       Latar
1)      Latar tempat
Latar tempat drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya adalah di rumah Gusti Biang yang terdapat pada kutipan berikut :
Gusti Biang
“Ya! Leak itu tidak boleh masuk rumahku ini. Setan itu juga! Biar mati dua-duanya sekarang! Kalau kau mau ikut pergi terserah. Aku akan mempertahankan kehormatanku. Kehormatan suamiku, kehormatan Sanggung Rai, kehormatan leluhur-leluhur di puri ini”.
2)  Latar waktu
Latar waktu pada drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya terjadi pada malam dan sore hari yang ditunjukan pada dialog berikut.
Nyoman
“Nah,  itu  sebabnya  kalau  belum  santap  malam. Apalagi  sejak beberapa  hari  ini  Gusti  sudah  tidak mau minum jamu lagi, minum sekarang ya? 
Wayan
     “ Mana ada setan sore-sore begini Gusti?”
Wayan
     “ Malam-malam begini?”
3). Latar sosial
Latar sosial pada drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya terdapat pada kutipan berikut.
Nyoman  (Berhenti lalu mendekat dan memandang Gusti Biang dengan marah
“ Gusti Biang, tiyang bosan merendahkan diri, dulu tiyang menghormati Gusti karena usia Gusti lanjut. Tiyang mengikuti semua apa yang Gusti katakan, apa yang Gusti perintahkan meskipun tiyang sering tidak setuju. Tetapi Gusti sudah keterlaluan sekarang. Orang disuruh makan tanah terus-menerus, Gusti anggap tiyang tak lebih dari cacing tanah. Semutpun kalau diinjak menggigit, apalagi manusia, Gusti yang seharusnya agung, luhur, menjadi tauladan tapi seperti ...
Nyoman
“ Orang  kebanyakan  saja  mempunyai  kasih  sayang dan menghargai  orang  lain.  Tapi  Gusti,  di  mana letak  keagungan Gusti?  Cobalah  Gusti  berjalan  di jalan raya seperti sekarang, Gusti akan ditertawakan oleh orang banyak. Sekarang orang tidak lagi diukur dari  keturunan  tapi  kelakuan  dan  kepandaianlah yang  menentukan.  Sekarang  tidak  hanya bangsawan,  semua orang  berhak  dihormati  kalau  baik. Begitu mestinya”. 

d.      Alur
Alur atau kerangka drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya menggunakan alur maju, karena diceritakan secara runtut dari awal hingga akhir.

e.       Tokoh/penokohan
1)      Gusti Biang
Gusti Biang adalah seorang janda yang sombong dan membanggakan kebangsawannya. Dia juga merupakan tokoh pemeran utama dalam drama ini, di mana menjadi fokus dari tokoh-tokoh lainnya dan setiap kali muncul dalam pembicaraan. Gusti Biang mempunyai watak keras, pemarah, angkuh, dan egois. dan dalam kehidupan sehari-harinya dia selalu marah-marah terhadap kedua orang yang setia menemaninya. Namun dia juga telah menuduh hartanya. Dengan sikapnya yang masih ingin mempertahankan tatanan lama yang menjerat manusia berdasarkan kasta, membuat dia sombong dan memandang rendah orang lain.
2)      Nyoman
Nyoman adalah seorang gadis desa yang selama kurang lebih 18 tahun mengabdi dan tinggal di puri Gusti Biang. Selama itu pula, kebutuhan Nyoman tercukupi oleh Gusti Biang, dari pendidikannya dan kebutuhan sehari-harinya. Nyoman Niti selalu setia melayani Gusti Biang, dia rela menelan pil pahit akibat sikap Gusti Biang yang selalu menginjak-injak harga dirinya, hingga dia tidak tahan dengan sikap Gusti Biang dan pergi dari puri tersebut, setelah beberapa tahun lamanya memendam rasa penderitaannya dan menahan amarah Gusti Biang yang selalu terlontarkan untuknya. Namun, dulu semua itu dia pendam karena Wayan yang selalu membujuknya untuk tetap tinggal di puri Gusti Biang. Hingga akhirnya Nyoman Niti pun tak kuasa lagi dan bergegas meninggalkan mereka dengan beruarai air mata dalam suasana malam yang sunyi. 
3) Ngurah
Ngurah adalah anak dari Gusti Biang yang sedang menyelesaikan pendidikannya di salah satu universitas yang ada di pulau Jawa. Gusti Biang selalu membangga-banggakan anaknya, namun Ngurah lahir bukan dari lelaki bangsawan yakni Gusti Rai. Tetapi, ia lahir dari buah cinta Gusti Biang dengan Wayan teman seperjuangan ayahnya. Ngurah adalah kekasih Nyoman. Ia pun begitu mencintai Nyoman, namun cinta mereka terhalang oleh kasta kedudukan. Begitu pula dengan kisah cinta Gusti Biang terhadap Wayan yang terhalang oleh kasta. Hingga akhirnya cinta itu berubah menjadi kemarah-marahan, kesombongan, dan keegoisan Gusti Biang. Ngurah mempunyai watak yang berbeda dengan ibunya, dia mempunyai watak yang baik terhadap semua orang, bahkan dia sangat bijaksana terlebih ketika mengetahui cerita sebenarnya tentang siapa ayah kandungnya sendiri yang ternyata adalah Wayan, sang pembantu ibunya. Hingga akhirnya Gusti Biang mengijinkan Ngurah menikah dengan Nyoman dan Gusti Biang sendiri mulai berjanji untuk menjaga kesetiaannya terhadap wayan hingga ajal memisahkan mereka.
4)      Wayan
Wayan adalah salah seorang abdi Gusti Biang. Ia juga seorang lelaki tua yang dulu pernah menjadi ajudan dan teman seperjuangan almarhum suami Gusti Biang yang telah gugur pada saat pertempuran melawan Belanda. Selain itu, Wayan juga sebagai seorang penengah antara tokoh antagonis dan protagonis dalam jalannya sebuah cerita yang berperan untuk mendamaikan dalam setiap persoalan. Wayan sehari-harinya memiliki watak yang baik hati, setia, dan lucu. Dalam drama Bila Malam Betambah Malam ini Wayan sebagai sosok lelaki tua yang rela menjadi abdi Gusti Biang karena rasa cintanya kepada Gusti Biang. Namun, ia juga lelaki yang baik, penyayang, dan selalu membela kebenaran. Bahkan Wayan rela pergi meninggalkan Gusti Biang akibat persoalan Gusti Biang, Nyoman, Ngurah dan almarhum suami Gusti Biang.

f.       Sudut pandang
Putu Wijaya menggunakan sudut pandang orang pertama dalam drama Bila Malam Bertambah Malam.

g.      Simbol dan majas
Putu Wijaya  menggunakan simbol dan majas (gaya bahasa) pada drama Bila Malam Bertambah Malam yaitu gaya bahasa sehari-hari dan bahasanya kasar.

3.Kelebihan dan Kekurangan
Pada drama ini dapat dilihat bagaimana seorang Putu Wijaya mengonstruksi dan membuat sebuah alur cerita dengan rapi dan bagaimana penulis menjadikan psikologi tokoh digambarkan secara nyata dengan dialog yang singkat namun menghidupkan suasana dalam drama dan klimaks tersebut. Jika kita melihat dalam kenyataan yang nyata, topeng-topeng ini sering dipakai demi menutupi kebohongan-kebohongan yang dilakukan. Tidak hanya dalam rumah tangga, namun dalam berbagai bidang dan yang paling sering adalah masalah percintaan dimana seseorang memanfaatkan berbagai situasi yang ada untuk sebuah kepentingan yang menguntungkan bagi sebagian pihak.
Putu Wijaya juga sukses membuat bagaimana alur itu menjadi sangat hidup dengan pertikaian yang sebenarnya sangat sederhana. Pertikaian yang muncul adalah masalah yang kompleks dan dapat atau sering kita jumpai dalam masyarakat kita. Dalam drama ini juga dapat diambil beberapa pesan moral yaitu dalam sebuah kejujuran memang sangatlah sulit untuk membuat situasi menjadi biasa. Terkadang kejujuran itu membutuhkan sebuah situasi yang jujur dan mampu menanggung segala resiko dengan baik dari segala perbuatan, sehingga topeng kemunafikan itu pun dapat disingkirkan.
Tidak hanya sukses dengan alur yang sangat rapi, akan tetapi bahasa yang digunakan dalam drama tersebut juga bahasa yang mudah dipahami oleh para pembaca. Akan tetapi, ada beberapa dialog percakapan yang menggunakan bahasa kasar sehingga dapat berdampak tidak baik apabila pembaca tidak dapat memahami isi drama tersebut.
H.    Simpulan
Pada naskah drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya ini, tokoh antagonis adalah sebagai pusat jalannya sebuah cerita yang mana Gusti Biang sang tokoh utama selalu muncul dalam setiap peristiwa dan pembicaraan. Namun, ada pula tokoh protagonis yaitu Nyoman juga sebagai tokoh utama yang mana selalu muncul pula dalam setiap pembicaraan sekaligus sebagai lawan jalannya sebuah konflik antar kedua tokoh tersebut, Gusti Biang yang selalu membanggakan kebangsawanan dan kesombongannya mampu mempertahankan kesabaran Nyoman selama beberapa tahun, hingga akhirnya Nyoman tak kuasa dan pergi akibat kesombongan dan injakan-injakan dari sang majikan. Selain kedua tokoh tersebut, ada pula tokoh tritagonis yang terlibat peran untuk mendamaikan antar kedua tokoh antagonis dan protagonis melalui sebuah tutur kata dan perbuatannya yang selalu mendinginkan sebuah persoalan.  Putu Wijaya telah berhasil menyusun alur drama dengan sangat rapi, sehingga para pembaca sangat mudah untuk dapat memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi pada drama Bila Malam Bertambah Malam.  




















I.       Daftar Pustaka
Santosa, Wijaya Heru. 2011. Sastra: Teori dan Implementasi. Surakarta: Yuma Pustaka.
       




                                                                                              







No comments:

Post a Comment