LAPORAN HASIL ANALISIS KARAKTERISTIK PADA REMAJA SEKOLAH
MENENGAH ATAS DAN PERMASALAHANNYA
1.
Aisyah
Septia Murni (1413041002)
2.
Dwi
Kurniawan (1413041024)
3.
Mediati
Firdausa (1413041049)
4.
Ulfa
Mia Lestari (1413041075)
Dosen
Pengampu:
Drs. Giyono,
M.Pd.
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
2015
Karakteristik
Anak Usia SMA
Karakteristik anak usia SMA dapat dilihat dari
beberapa segi perkembangan kognitif, perkembangan emosi, perkembangan sosial,
perkembangan perilaku, dan perkembangan fisik.
1. Perkembangan Kognitif
Usia SMA
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean
Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan
tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations).
Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam
usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir
para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat
membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat
atau hasilnya.
2. Perkembangan Emosi Usia
SMA
Pada
masa ini, tingkat karateristik emosional akan menjadi drastis tingkat
kecepatannya. Gejala-gejala emosional para remaja seperti perasaan sayang,
marah, takut, bangga dan rasa malu, cinta dan benci, harapan-harapan dan putus
asa, perlu dicermati dan dipahami dengan baik.
Umumnya remaja SMA tidak mau dikatakan sebagai
anak-anak tapi jika mereka disebut sebagai orang dewasa, mereka secara riil
belum siap menyandang predikat sebagai orang dewasa. Sebagian besar
remaja mengalami ketidak stabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari
usaha penyesuaian diri pada pola prilaku baru dan harapan sosial yang baru.
(Hurlock, 2002 :213).
3.
Perkembangan Sosial Usia SMA
Pada masa remaja berkembang “social cognition”,
yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai
individu yang unik, baik menyangkut sifat pribadi, minat, nilai-nilai, maupun
perasaannya. Pada masa ini juga berkembang sikap “conformity”,
yaitu kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain (teman sebaya).
Seseorang remaja dapat
mengalami sikap hubungan sosial yang bersifat tertutup sehubungan dengan
masalah yang dialami remaja. Keadaan atau peristiwa ini oleh Erick Erickson
(dalam Lefton, 1982: 281) dinyatakan bahwa anak telah dapat mengalami krisis
identitas diri dan konsep diri seseorang adalah sesuatu yang kompleks.
4. Perkembangan Perilaku Usia SMA
Pada perkembangan perilaku pada masa SMA, remaja akan
mulai sadar bahwa orang lain tenyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu
sama dengan yang dihadapi atau pun dipikirkannya. Anggapan remaja bahwa mereka
selalu diperhatikan oleh orang lain kemudian menjadi tidak berdasar. Pada saat
inilah, remaja mulai dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan
impian dan angan-angan mereka dengan kenyataan. Para remaja juga sering
menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak
memikirkan akibat” dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif sering dilakukan;
sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat
jangka pendek atau jangka panjang.
5. Perkembangan Fisik Usia SMA
Menut Seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik
meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (pertumbuhan otak, sistem syaraf, dan
lain-lain), dan perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya,
serta perubahan dalam kemampuan fisik. Pada usia anak SMA terjadi pertumbuhan
fisik yang sangat pesat. Tidak hanya pada nggota tubuh tertentu tetapi juga
proporsi tubuh yang semakin besar. Pada perkembangan seksualitas anak SMA
ditandai dua ciri, yaitu seks primer dan seks sekunder.
Permasalahan yang Dihadapi Anak Usia SMA
Berikut ada beberapa masalah yang
sering muncul pada anak usia SMA, diantaranya yaitu:
1.
Tawuran
Tawuran terjadi didindikasikan
oleh beberapa faktor yaitu faktor emosi, dan sosial.
a.
Emosi
pada usia remaja SMA masihlah sulit terkendali (labil). Remaja yang mudah
dikompori oleh temannya maka dia akan mudah terpancing emosinya.
b.
Sosial,
pada usia SMA anak cenderung memihak kelompok atau teman dan membela temanya
tersebut saat berkelahi dengan orang lain.
2.
Menyendiri
Seorang anak yang menyendiri biasa
diinddikasikan oleh faktor emosi, sosial dan kognitif anak tersebut.
a.
Emosi,
perasaan menyendiri muncul karena anak merasa berbeda dengan lingkungan
sekitarnya dan tidak sesuai dengan dirinya.
b.
Sosial,
anak tidak mau membuat hubungan baik dengan orang di sekitarnya karena beberapa
hal biasanya karena fisiknya yang tidak seperti anak atau teman sebayanya, hobi
yang berbeda, atau memiliki kelebihan dan kekurangan yanng tidak dimiliki teman
sebayanya.
c.
Kognitif
, dari segi ini anak merasa pintar, tidak mau membaur dengan orang yang tidak
sejalan.
3.
Genk
Permasalahan ini muncul pada anak
dapat diinddikasi oleh faktor sosial dan kognitif
a.
Sosial,
ketika anak menemukan orang-orang yang mudah berinteraksi dengannya dan
sependapat, maka dia akan masuk dalam kawanan orang-orang tersebut. Mereka yang
telah tergabung menjadi suatu genk cenderung
mencari lawan kumpulan lainya yang kemudian terjadinya tawuran.
b.
Kognitif,
ketika anak menemukan orang-orang yang mempunyai tingkat berpikir yang sama
dengannya maka dia akan membentuk suatu kelompok yang biasanya dijadikan sarana belajar dan
bertukar pikiran antar sesamanya.
4.
Narkoba, Miras, dan Seks bebas
Masalah ini merupakan masalah yang
cukup serius yang terjadi dikalangan anak SMA. Masalah ini terjadi
diindikasikan dari faktor sosial, emosi, kognitif, dan perilaku.
a.
Sosial,
biasanya hal ini dilakukan untuk mencari perhatian, dan tidak mendapat
perhatian dari lingkungan terdekat (keluarga).
b.
Emosi,
anak selalu merasa tertekan dan melampiaskan perasaan tertekannya dengan
narkoba dan miras.
c.
Kognitif
, akibat tekanan anak menjadi berpikir pendek, sempit, mudah/cepat dipengaruhi.
d.
Perilaku, akibat film porno pikiran anak terpenuhi oleh
pikiran kotor yang mendorong dia untuk melakukan tindak asusila.
5.
Melanggar peraturan sekolah
Walaupun masalah ini tergolong
masalah yang umum namun harus dicegah dan dihindari. Karena, dapat berdampak
buruk dikemudian harinya berkenaan dengan kedisipinan. Masalah ini biasa
terjadi diindikasikan kerena faktor yakni sosial, kognitif dan perilaku
sehingga menyebabkan:
a.
Sosial,
mengatasnamakan sahabat yang kemudian membuat dia ikut-ikutan teman dan mudah
dipengaruhi.
b.
Kognitif,
anak menjadi lebih berpikir pendek dan kurang mempertimbangkan apa dampak
setelah dia melakukan pelanggaran tersebut
Perilaku,
biasa terjadi karena anak mencari perhatian orang lain agar mudah dikenal.
No comments:
Post a Comment